Sejak tahun 2000 tapatnya pasca Reformasi negara Indonesia sering diguncang teror bom, teror itupun ada yang memang nyata terjadi ada juga teror yang hanya isapan jempol ulah orang-orang jahil. Yang perlu kita cermati sekarang ini adalah kembalinya teror bom mengguncang negeri tercinta Indonesia yang berpengaruh terhadap berbagai sektor, baik sektor ekonomi maupun sektor pertahanan dan keamanan.
Dengan adanya teror bom yang mengguncang Jakarta baru - baru ini menyadarkan kita akan arti pentingnya Inlelejen sebagai suatu kekuatan Preventif terhadap segala tindakan kejahatan. Di jaman orde baru Regime Suharto menggunakan intelejen dari tingkat pusat sampai tingkat daerah (kelurahan dan Desa) sehingga ketika muncul suatu gerakan mereka sudah mampu mengantisipasi dan mengendalikan keadaan. Di tingkat daerah para Babinsa (Bintara Pembina Desa) adalah ujung tombak intelejen yang sangat efektif dan efisien.
Sayangnya saat sekarang ini pemerintah kurang mampu menggerakan dan memanfaatkan para anggota Babinsa dan Binmas untuk keperluan intelejen.
Perlu disadari bahwa awal dari suatu gerakan besar yang mampu mengguncang keamanan nasional berawal dari satuan daerah terkecil dan ini mungkin tidak terjangkau oleh intelejen pusat. Peran masyarakatpun diharapkan bisa berperan aktif dalam menanggulangi bahaya laten teroris. Saatnya kita sebagai warga negara untuk peduli pada keamanan negara dengan mengamati dan memperhatikan daerah dan lingkungan sekitar kita. Kenali siapa saja tetangga kita dan bila ada yang mencurigakan jangan ragu-ragu untuk melaporkannya pada aparat yang berwenang walau mungkin tanggapan dari pihak yang berwajib kurang berkenan di hati kita, setidaknya kita telah berperan serta dalam penciptaan keamanan dan kenyamanan berbangsa dan bernegara. Semoga ke depannya aparat intelejen kita mampu dan sanggup menangani kasus-kasus terorisme di negara kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar