Rabu, 04 Maret 2009
Karawang
Wilayah Administrasi
Kabupaten Karawang berada dibagian utara Propinsi Jawa Barat yang secara geografis terletak antara 107002’ – 107040’ bujur timur 5056‘ – 6034’ lintang selatan. Secara administratif, Kabupaten Karawang mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah utara batas alam yaitu Laut Jawa
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Subang
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur
- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bekasi
Kabupaten Karawang memiliki luas 175.327 Ha atau 3,73% dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, kabupaten ini terbagi menjadi 30 kecamatan Tabel dan Gambar.
TABEL Luas Wilayah Setiap Kecamatan Di Kabupaten Karawang
NO KECAMATAN LUAS (Km2) NO KECAMATAN LUAS (Km2)
A B C D E F
1 Pangkalan 94,37 16 Telagasari 45,72
2 Tegalwaru 86,34 17 Majalaya 30,09
3 Ciampel 110,13 18 Karawang Timur 29,77
4 Telukjambe Timur 40,13 19 Karawang Barat 33,68
5 Telukjambe Barat 73,36 20 Rawamerta 49,43
6 Klari 59,37 21 Tempuran 88,09
7 Cikampek 47,60 22 Kutawaluya 48,67
8 Purwasari 29,44 23 Rengasdengklok 31,46
9 Tirtamulaya 35,06 24 Jayakerta 41,24
10 Jatisari 53,28 25 Pedes 60,84
11 Banyusari 55,30 26 Cilebar 64,20
12 Kotabaru 30,45 27 Cibuaya 87,18
13 Cilamaya Wetan 69,36 28 Tirtajaya 92,25
14 Cilamaya Kulon 63,18 29 Batujaya 91,89
15 Lemahabang 46,91 30 Pakisjaya 64,48
Sumber : Karawang Dalam Angka, 2006/2007
Gambar: Peta Batas Administrasi Kabupaten Karawang
FISIK DASAR
Topografi
Bentuk morfologi di Kabupaten Karawang sebagian besar berbentuk dataran yang relatif rata dengan variasi antara 0 – 5 m dpl (diatas permukaan laut). Hanya sebagian kecil wilayah yang bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0 – 1200 m dpl.
Geologi
Wilayah Kabupaten Karawang sebagian besar tertutup dataran pantai yang luas, terhampar di bagian pantai utara dan merupakan batuan sedimen yang dibentuk oleh bahan-bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik. Dibagian tengah ditempati oleh perbukitan yang dibentuk oleh batuan sedimen, sedang dibagian selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian 1.291 m dpl.
Iklim
Sesuai dengan bentuk morfologinya Kabupaten Karawang terdiri dari dataran rendah yang mempunyai temperatur udara rata-rata 270C dengan tekanan udara rata-rata 0,01 milibar, penyinaran matahari 66% dan kelembaban nisbi 80%. Curah hujan tahunan berkisar antara 1.100 – 3.200 mm/tahun. Pada bulan Januari sampai April bertiup angin Muson Laut dan sekitar bulan Juni bertiup angin Muson Tenggara. Kecepatan angin antara 30 – 35 km/jam, lamanya tiupan rata-rata 5 – 7 jam.
Hidrogafi
Kabupaten Karawang dilalui oleh aliran sungai yang melandai ke utara arah Sungai Citarum dan merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi, sedangkan Sungai Cilamaya merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang.
Selain sungai, terdapat juga 3 buah saluran irigasi yang besar yaitu Saluran Induk Tarum Utara, Saluran Induk Tarum Tengah dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah, tambak dan pembangkit tenaga listrik.
Curah Hujan
Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan geografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan sangat beragam. Catatan rata-rata curah hujan di Kabupaten Karawang selama tahun 2006 mencapai 1.722 mm dengan rata-rata curah hujan perbulan sebesar 108 mm, lebih rendah jika di bandingkan dengan rata-rata curah hujan pada tahun 2005 yang mencapai 2.534 mm dengan rata-rata curah hujan perbulannya mencapai 127 mm. Pada tahun 2006 rata-rata curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Pangkalan yaitu mencapai 272 mm perbulan, dan yang terendah terjadi di Kecamatan Talagasari yaitu hanya 59 mm.
Kondisi Demografis Kabupaten Karawang
Jumlah Penduduk Kabupaten Karawang
Jumlah Penduduk Kabupaten Karawang mencapai 2,009,647 jiwa pada tahun 2007, dengan kepadatan penduduk 1,146 Jiwa/Km², untuk lebih jelas dapat dilihat di bawah ini.
TABEL Jumlah Kepadatan Dan Penyebaran Penduduk Di Kabupaten Karawang
No Kecamatan Luas (Km²) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan
(Per km²) Penyebaran (%)
A B C D E F
1 Pangkalan 94.37 36,179 383 1.80
2 Tegalwaru 86.34 35,704 414 1.78
3 Ciampel 110.13 34,432 313 1.71
4 Telukjambe Timur 40.13 86,713 2,161 4.31
5 Telukjambe Barat 73.36 43,397 592 2.16
6 Klari 59.37 124,312 2,094 6.19
7 Cikampek 47.60 91,066 1,913 4.53
8 Purwasari 29.44 52,948 1,799 2.63
9 Tirtamulya 35.06 47,554 1,356 2.37
10 Jatisari 53.28 67,226 1,262 3.35
11 Banyusari 55.30 54,353 983 2.70
12 Kotabaru 30.45 96,407 3,166 4.80
13 Cilamaya Wetan 69.36 82,282 1,186 4.09
14 Cilamaya Kulon 63.18 66,138 1,047 3.29
15 Lemahabang 46.91 66,228 1,412 3.30
16 Telagasari 45.72 64,177 1,404 3.19
17 Majalaya 30.09 36,775 1,222 1.83
18 Karawang Timur 29.77 90,458 3,039 4.50
19 Karawang Barat 33.68 147,929 4,392 7.36
20 Rawamerta 49.43 51,401 1,040 2.56
21 Tempuran 88.09 67,945 771 3.38
22 Kutawaluya 48.67 57,451 1,180 2.86
23 Rengasdengklok 31.46 98,516 3,131 4.90
24 Jayakerta 41.24 60,365 1,464 3.00
25 Pedes 60.84 73,976 1,216 3.68
26 Cilebar 64.20 43,732 681 2.18
27 Cibuaya 87.18 52,731 605 2.62
28 Tirtajaya 92.25 66,767 724 3.32
29 Batujaya 91.89 75,434 821 3.75
30 Pakisjaya 64.48 37,051 575 1.84
Jumlah 1753.27 2,009,647 1,146 100.00
Sumber : Karawang Dalam Angka, 2006/2007
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.
Jumlah penduduk Kabupaten Karawang menurut jenis kelamin pada tahun 2006/2007 dapat digambarkan sebagai berikut, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1,003,269 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1,006,378 jiwa. Dengan demikian berdasarkan gender dapat dikatakan seimbang dengan rasio sebesar 99.69%, untuk lebih jelas dapat dilihat di bawah ini.
TABEL: Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Karawang
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
A B C D E F
1 Pangkalan 18,214 17,965 36,179 101.39
2 Tegalwaru 17,874 17,830 35,704 100.25
3 Ciampel 16,746 17,686 34,432 94.69
4 Telukjambe Timur 43,240 43,473 86,713 99.46
5 Telukjambe Barat 21,699 21,698 43,397 100.00
6 Klari 62,369 61,943 124,312 100.69
7 Cikampek 45,094 45,972 91,066 98.09
8 Purwasari 26,021 26,927 52,948 96.64
9 Tirtamulya 23,667 23,887 47,554 99.08
10 Jatisari 34,225 33,001 67,226 103.71
11 Banyusari 27,276 27,077 54,353 100.73
12 Kotabaru 48,359 48,048 96,407 100.65
13 Cilamaya Wetan 40,764 41,518 82,282 98.18
14 Cilamaya Kulon 32,767 33,371 66,138 98.19
15 Lemahabang 32,912 33,316 66,228 98.79
16 Telagasari 32,315 31,862 64,177 101.42
17 Majalaya 18,507 18,268 36,775 101.31
18 Karawang Timur 45,767 44,691 90,458 102.41
19 Karawang Barat 73,739 74,190 147,929 99.39
20 Rawamerta 25,846 25,555 51,401 101.14
21 Tempuran 33,647 34,298 67,945 98.10
22 Kutawaluya 29,139 28,312 57,451 102.92
23 Rengasdengklok 49,150 49,366 98,516 99.56
24 Jayakerta 29,976 30,389 60,365 98.64
25 Pedes 37,319 36,657 73,976 101.81
26 Cilebar 22,060 21,672 43,732 101.79
27 Cibuaya 25,884 26,847 52,731 96.41
28 Tirtajaya 33,313 33,454 66,767 99.58
29 Batujaya 37,251 38,183 75,434 97.56
30 Pakisjaya 18,129 18,922 37,051 95.81
Jumlah 1,003,269 1,006,378 2,009,647 99.69
Sumber : Karawang Dalam Angka, 2006/2007
Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia
Jumlah penduduk Kabupaten Karawang berdasarkan usia pada tahun 2007 sangat bervariasi dimana mayoritas penduduknya berusia 5-9 tahun sebesar 183.704 jiwa atau sekitar 8,94% dan 10-14 tahun sebesar 183.140 jiwa atau sekitar 8.91%. Data tersebut juga memperlihatkan bahwa jumlah penduduk terbanyak berada pada usia sekolah dasar. Sedangkan jumlah penduduk usia produktif atau usia 15-64 tahun sebesar 1.366.473 jiwa atau sekitar 66,48%.Berdasarkan komposisi piramida penduduk juga dapat dilihat angka beban ketergantungan (dependency ratio) sebagai perbandingan penduduk usia produktif 15-64 tahun (diukur dari penduduk usia kerja) dengan penduduk usia tidak produktif (usia di bawah 15 tahun dan usia di atas 64 Tahun). Pada tahun 2007 nilai dependency ratio menunjukkan angka 50,4% yang berarti bahwa dari seratus orang usia produktif menanggung beban sekitar 50 orang yang tidak produktif. Jika dibandingkan dengan angka dependency ratio pada tahun 2006 sebesar 45% (100 orang menanggung beban sekitar 45 orang) sehingga memperlihatkan perubahan tingkat beban ketergantungan yang semakin baik.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha
Pada tahun 2007 jumlah penduduk bekerja berdasarkan lapangan usaha sebanyak 761.164 orang. Dari Jumlah tersebut sebesar 245.642 orang atau sekitar 32,27% bekerja pada lapangan usaha pertanian dan perikanan. Pada lapangan usaha perdagangan memberikan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja sebesar 164.875 orang atau sekitar 21,66%. Sedangkan pada lapangan usaha industri menyerap tenaga kerja sebesar 154.331 orang atau sekitar 20,28%.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sektor pendidikan merupakan salah satu program prioritas pembangunan. Hal ini tidak terlepas dari kondisi tingkat pendidikan masyarakat yang masih relatif rendah, padahal kualitas SDM masyarakat merupakan faktor determinan dalam keberhasilan pembangunan.
Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Karawang secara umum masih relatif rendah atau masih dalam taraf pendidikan sekolah dasar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karawang, jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas yang berpendidikan kurang atau setara SD berjumlah 1.179.863, sedangkan SMP sebanyak 269.551, SMA sebanyak 212.677 dan Diploma sebanyak 42.154. Lama sekolah (RLS) di Kabupaten Karawang masih dalam tingkat sekolah dasar.
Penggunaan Lahan
Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah yang memliki lahan subur di Provinsi Jawa Barat sehingga sebagian besar lahannya dipergunakan untuk pertanian yaitu mencapai 94,075 Ha. Penggunaan lahan terkecil di manfaatkan oleh lahan perkebunan yaitu seluas 0,793 Ha. Komposisi penggunaan lahan Kabupaten Karawang pada tahun 2007 adalah sebagai berikut :
TABEL 3. 4 Komposisi Pengguaan Lahan Kabupaten Karawang
NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (HA)
a b c
1 Pertanian Padi Sawah 94,075
2 Pekarangan dan Bangunan 22,609
3 Tegal/Kebun 12,300
4 Ladang/Huma 7,705
5 Penggembalaan Padang Rumput 10,460
6 Hutan Rakyat -
7 Rawa -
8 Tambak 10,570
9 Kolam/Empang 1,935
10 Hutan Negara 10,650
11 Perkebunan 0,793
12 Kawasan Industri dan Zona Industri 2,459
13 Lain-lain (Pertanian Lainnya) 1,239
Sumber : Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Karawang, 2008
Perekonomian
Dalam perencanaan Anggaran Belanja Daerah, pemerintah Kabupaten Karawang menganut Sistem Anggaran Berimbang dan Dinamis, yang berarti adanya keseimbangan antara sisi penerimaan dan pengeluaran serta makin meningkatnya jumlah anggaran dan tabungan pemerintah sehingga kemampuan keuangan daerah otonom bertambah dan banuan dari pemerintah pusat semakin berkurang.
Untuk penerimaan daerah tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 31,89 % dibandingkan dengan anggaran tahun sebelumnya. Sedangkan untuk sisi pengeluaran juga mengalami kenaikan sebesar 47,19 %.
TABEL: Anggaran Pendapatan Kabupaten Karawang
NO JENIS PENERIMAAN NILAI
(000 Rp)
a b c
1 Bagian Pendapatan Asli daerah 112.643.722
Pajak Daerah 47.082.431
Retribusi Daerah 45.372.394
Laba BUMN 1.149.195
Penerimaan Dinas-dinas -
Penerimaan Lain-lain 19.039.702
2 Dana Perimbangan 746.395.862
Bagi Hasil Pajak 158.774.490
Bagi Hasil Bukan Pajak 27.113.412
Dana Alokasi Umum 532.137.960
Dana Penyeimbang 28.370.000
3 Bagian Pinjaman Daerah -
Pos Pinjaman Dalam Negeri -
Pos Pinjaman Luar Negeri -
4 Bagian Penerimaan Yang Sah 113.925.704
Penerimaan dari Provinsi 61.106.168
Penerimaan Lain 52.819.539
Total 972.965.288
Sumber: Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Karawang, 2008
Bidang Industri dan Perdagangan
Industri dan Perdagangan sebagai salah satu dari rangkaian pembangunan secara menyeluruh. Untuk mewujudkan pembangunan di bidang industri dan perdagangan diperlukan modal yang sangat besar, dengan demikian diperlukan kehadiran investor dalam dan luar negeri untuk dapat merealisasikannya. Pemerintah Kabupaten Karawang C.q. Dinas Perindustrian dan Perdagangan berkewajiban untuk memetakan, mensosialisakan dan melaksanakan rencana, serta program strategis di bidang Industri dan Perdagangan.
Perdagangan
Pembangunan bidang perdagangan selama ini diarahkan untuk meningkatkan kelancaran penyaluran barang dan jasa, meningkatkan jaringan pemasaran di dalam dan luar negeri. Selain dari pelaksanaan pembangunan dimaksud, beberapa perkembangan pembangunan dari sektor perdagangan dalam negeri ini adalah meningkatkan jumlah perusahaan yang telah memiliki surat ijin usaha perdagangan yang sampai dengan ahir tahun 2000 sebanyak 707 perusahaan, meningkat sebanyak 225 perusahaan dari tahun sebelumnya atau 46,68 %.
Sedangkan untuk tanda daftar perusahaan sebanyak 1.125 perusahaan, meningkat sebanyak 419 perusahaan dari tahun sebelumnya atau 59,35 % yang terdiri dari PT sebanyak 42 perusahaan, Koperasi 136 unit, CV sebanyak 287 perusahaan, PP sebanyak 644 unit dan perusahaan asing sebanyak 16 perusahaan. Kegiatan Ekspor berdasarkan surat keterangan asal (SKA) pada tahun 2000 mencapai senilai US $ 373.641.055,65 yang dilaksanakan oleh 18 perusahaan ekspor yang ada di Kabupaten Karawang meliputi 29 komoditi dengan tujuan negara Asia, Eropa dan Amerika. Dibanding pada tahun sebelumnya terdapat peningkatan sebesar US $ 20.970.063,19 atau 5,95 %.
Sedangkan kegiatan Ekspor selama lima tahun terahir telah mencapai sebesar US $ 1.353.461.580,73 yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel: Kegiatan ekspor dari tahun 1996 hingga akhir tahun 2000
Tahun Nilai Ekspor Negara Tujuan
1996 173.184.130,10 USA, Italia, Jepang, Jerman, Belgia, India, Pakistan, Singapura, Denmark, Belanda, Inggris, Perancis, Australia, Korea, Afrika, China
1997 194.572.597,26 Idem
1998 259.392.805,26 Idem
1999 352.670.992,46 Idem
2000 373.641.055,65 Idem
Jumlah 1.353.461.580,73
1) Industri
Sejak diterbitkan Kepres 53 Tahun 1989 tentang pengembangan kawasan industri, Kabupaten Karawang telah ditetapkan sebagai daerah pengembangan kawasan industri.
Upaya pengembangan kawasan industri ini tidak mengurangi areal sawah teknis, sehingga tidak menghilangkan fungsi Karawang sebagai lumbung padi Jawa Barat, bahkan mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai lumbung padi dan daerah pengembangan industri.
Konsekwensi logis dari fungsi ganda tersebut usaha pembangunan disektor industri ini dapat mendukung dan memperkuat pembangunan di sektor pertanian.
Perkembangan pembangunan pada sektor industri di Kabupaten Karawang selama kurun waktu empat tahun terahir adalah sebagai berikut:
Tabel: Perkembangan Industri tahun 1996 s/d 2000
Jenis
Fasilitas perusahaan
Industri Tahun
1996 1997 1998 1999 2000
PMA 121 143 150 151 152
PMDN 155 159 159 159 160
NON FASILITAS 59 64 68 68 68
Jumlah 355 366 377 378 380
Dari jenis produk perusahaan tersebut di atas terdiri dari elektronika, otomotif dan logam, tekstil, kimia, pakaian jadi/konveksi, makanan minuman, furniture dan aneka industri lainnya.
Dalam perkembangan investasi industri fasilitas PMA dan PMDN di Kabupaten Karawang dari tahun 1996 hingga saat ini, telah berkembang baik jumlah unit usaha maupun nilai investasinya serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan program kemitraan. Pada seluruh industri menengah telah dilakukan pembinaan antara lain peningkatan produksi, sistem usaha, pemberdayaan usaha dengan bantuan dana bergulir dan penataan struktur industri.
Sedangkan komposisi lahan yang digunakan oleh kawasan industri, kota industri maupun zona industri, Jumlah Industri yang telah beroperasi, Nilai Investasi, Jumlah produksi, tenaga kerja yang terserap, Lahan industri yang belum dimanfaatkan berdasarkan peta lokasi Kawasan Industri, Kota Industri dan Zona Industri dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
Tabel: Luas Lahan Industri
No. Jenis Industri Luas Lahan (ha)
01 Kawasan Industri 5.837,5
02 Kota Industri 8.100,0
03 Zona Industri 5.117,6
Jumlah 19.055,1
Sumber: Bappeda Kabupaten Karawang
Tabel: Industri Berdasarkan Jenis, Jumlah, Nilai Investasi, Nilai Produksi Dan Tenaga Kerja
JENIS INDUSTRI JUMLAH UNIT USAHA INVESTASI (MILYAR Rp.) NILAI PRODUKSI (MILYAR Rp) TENAGA KERJA (orang)
Aneka Industri 144 4.650 2.421 101.682
Kimia Dasar 43 3.031 572 10.676
Mesin, Logam Dasar serta Elektronik 199 12.645 77 43.913
Industri Kecil 12.103 12.925 140 27.044
TOTAL 12.489 33.251 3.210 183.315
Sumber: Disperindag Kabupaten karawang
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mengoptimalkan pengembangan industri dan perdagangan di Kabupaten Karawang, diperlukan perencanaan yang strategis. Untuk itulah Kabupaten Karawang menyusun rencana strategis periode 2001 – 2010 sebagai berikut:
RENCANA STRATEGIS KABUPATEN KARAWANG
Rencana strategis dimaksud, sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Karawang yang diimplementasikan melalui “Visi” dan “Misi” Dinas Perdagangan dan Industri, yaitu:
VISI
“Terwujudnya Industri dan Perdagangan yang Tangguh untuk Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten karawang”
MISI
“Menjadikan sektor Industri dan Perdagangan sebagai Penggerak Utama Roda Perekonomian melalui Pelayanan Prima Kepada Masyarakat.”
Maka dibuat rencana strategis sebagai implementasi dari isi dan misi tersebut dengan ditetapkan tujuan:
1. Meningkatkan Investasi;
2. Meningkatkan Pemberdayaan Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga;
3. Meningkatkan Ekspor Non Migas;
4. Meningkatkan Industri yang Berdaya Saing dan Berwawasan Lingkungan;
5. Terselenggaranya Pengawasan Distribusi Sembako dan Komoditi Strategis lainnya;
6. Pengamanan Perlindungan Konsumen atas Produk yang tidak sesuai dengan ketentuan;
7. Tersedianya System Informasi Industri dan Perdagangan;
8. Meningkatnya Pelayanan dengan menyediakan Sarana Usaha;
9. Meningkatnya Tertib Administrasi;
10. Terwujudnya Aparatur yang Berkualitas;
11. Meningkatnya PAD Restribusi Disperindag.
Selain Infrastruktur Pemerintah Karawang terus berupaya menyesuaikan berbagai Peraturan Daerah sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Dan berbagai produk regulasi pemerintah pusat.
Diantaranya, Pemerintah Kabupaten Karawang menyediakan alokasi lahan industri seluas 19.005,2 Ha dan jaringan jalan yang mengikat serta menghubungkan ke pusat-pusat pertumbuhan dan sentra-sentra produksi, kondisi jaringan jalan tersebut relatif refresentatif untuk menunjang aktifitas dunia usaha. Selain infrastruktur jalan, jaringan telekomunikasi juga terus dibangun karena fungsinya yang vital bagi kepentingan komunikasi bisnis. Berlimpahnya air dan tersedianya aneka sumber daya alam merupakan bagian dari faktor yang dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Karawang. Selain sumber daya dan sarana penunjang seperti jalan dan jaringan komunikasi, faktor lain yang mempenguruhi minat investor adalah stabilitas keamanan, ketersediaan SDM, Pelayanan birokrasi yang mudah, efesien dan efektif disertai prosedur perijinan yang mudah, juga menjadi pendorong yang dapat mempengaruhi minat investor.
Dalam memenuhi hasrat dunia usaha yang terus menuntut pelayanan terbaik hal tersebut seiring dengan perubahan kebijakan ekonomi global. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Karawang terus membenahi diri agar dapat menjadi salah satu primadona investor dalam menentukan pilihan investasinya. Berdasarkan kondisi umum di atas bahwa investasi di Kabupaten Karawang mempunyai prosfek cukup baik untuk dikembangkan, diantaranya;
Pengembangan Industri
Dari alokasi lahan industri seluas 19.005,1 Ha baru terisi sebanyak kurang lebih 695,7 Ha atau 12 % dari total lahan yang tersedia berarti masih tersedia kurang lebih 18.345,4 Ha lahan alokasi industri, sebagian dari lahan tersebut telah tersedia di bawah pengelolaan pengembang kawasan dalam bentuk siap bangun dengan sarana dan prasaran penunjang yang cukup.
Perincian komposisi lahan yang disediakan untuk kawasan industri, kota industri maupun zona industri adalah sebagai berikut:
a. Jumlah Kawasan : 19 Kawasan
b. Luas Kawasan Industri : 5.837,5 Ha
c. Luas zona Industri : 3.000 Ha
d. Luas Kawasan Khusus /kota Industri : 9.477,5 Ha
e. Luas Kawasan Industri yang sudah terbangun: 695,7 Ha (12 %)
f. Luas Persawahan Teknis : 93.000 Ha
Pengembangan Lahan marginal
a. Kawasan Industri
Dari lahan seluas 5.837,5 Ha telah dialokasikan untuk 19 Perusahaan dan yang telah beroperasi 9 perusahaan dengan luas lahan 2.250 Ha, dan jumlah pabrik yang telah dibangun sebanyak 111 unit, sisa lahan yang belum termanfaatkan seluas 3.587,50 Ha, dari luas lahan yang belum termanfa’atkan tersebut, lahan sudah dipersiapkan dengan sarana yang refresentatif dan dikelola secara profesional dalam bentuk siap bangun.
b. Zona Industri
Lahan di zona industri tersedia seluas 5.117,6 Ha telah dialokasikan untuk 298 perusahaan, jumlah perusahaan yang telah beroperasi sebanyak 223 unit dengan luas lahan 2.442,8 Ha atau 47,7 % Lahan belum termanfaatkan seluas 2.674,80 Ha.
c. Kota Industri
Lahan yang tersedia seluas 8.100 Ha, lahan tersebut telah dialokasikan untuk 3 perusahaan. Saat ini 2 kawasan industri telah beroperasi dengan luas lahan 700 Ha, dengan jumlah pabrik sebanyak 48 unit. Luas lahan yang belum termanfaatkan 7.400 Ha.
Dari data di atas menunjukan bahwa potensi pengembangan usaha sektor industri masih sangat luas untuk dikembangkan.
Pemanfaatan Lahan Non Produktif
Di daerah selatan Karawang tepatnya di wilayah kecamatan Pangkalan terdapat lahan yang kurang produktif kurang lebih seluas 100 Ha serta lahan ex HPL, lahan tersebut sesuai dengan jenis tanahnya, tekstur, PH maupun topografinya dapat dikembangkan untuk kegiatan usaha pertanian dan perkebunan, adapun jenis tanaman yang cocok adalah pisang abaca atau tanaman buah-buahan yang berkualitas unggul.
Pengembangan Usaha Jasa dan Perdagangan
Selain kegiatan industri, di sektor perdagangan tercatat sebanyak 727 Perdagangan Besar dan 17.982 Perdagangan Kecil. Pembangunan usaha perdagangan dan jasa masih terbuka luas mengingat pertumbuhan ekonomi dan populasi jumlah penduduk yang yang cenderung meningkat. Kondisi tersebut telah mendorong daya beli masyrakat yang berarti pangsa pasar yang cukup potensial bagi usaha sektor perdagangan dan jasa.
Disamping peluang pengembangan investasi di sektor Industri dan Perdagangan, Sumber Daya Alam, Keaneka Ragaman Hayati, Infrastruktur pendukung industri memerlukan partisipasi investor untuk pengembangan lahan usaha untuk penunjang kegiatan ekonomi utama yaitu Pertanian dan Industri. Diantara peluang investasi usaha yang dapat dikembangkan adalah:
a. Pembangunan Terminal Bis Cikampek
Pembangunan sarana prasarana khususnya transfortasi merupakan prioritas yang utama mengingat letak kota Cikampek (karawang) yang cukup strategis karena berada pada lintasan Jakarta – Cirebon dan jakarta – Bandung, Departemen perhubungan telah menetapkan bahwa terminal yang direncanakan dibangun di Cikampek adalah terminal tipe “A”, yaitu terminal yang melayani kendaraan umum untuk antar kota, antar propinsi (AKAP), angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota (AK) dan angkutan pedesaan (ADES). Selain itu, terminal Cikampek yang ada sekarang sudah tidak layak dan tidak memadai lagi, baik dari segi lokasi maupun kualitas serta kapasitasnya, sehingga untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta pendapatan daerah perlu dibangun terminal bis yang representatif.
b. Pasar Induk Beras
Dilatarbelakangi Kabupaten Karawang sebagai penyangga / pemasok beras di Tingkat Nasional serta sampai saat ini masih melekat sebagai lumbung padi di Jawa Barat, luas areal persawahan mencapai 89,596 Ha, sedangkan luas lahan setiap tahun mencapai kurang lebih 180.520 ha, dan produksi rata-rata kurang lebih 968.506 ton.
Permasalahan yang dihadapi sebagai penghasil padi yang cukup besar karawang belum mampu memanfaatkan potensi tersebut dan bahkan cenderung dikendalikan oleh pihak luar daerah. Hal ini antara lain dapat dilihat dari adanya label produksi beras daerah lain yang sebenarnya berasal dari Kabupaten Karawang.
Atas dasar pertimbangan tersebut serta karena adanya tuntutan kebutuhan dari para pedagang beras Karawang, maka perlu dibangun pasar induk beras dalam kapasitas besar, yang diharapkan dapat mengendalikan harga dasar gabah dan beras baik lokal maupun nasional.
Mengenai lokasi untuk pasar induk beras direncanakan di Wilayah Kecamatan karawang.
c. Terminal Peti Kemas
Dengan diterbitkan nya Kepres No. 59 tentang Kawasan Industri di Kabupaten Karawang serta pesatnya laju pertumbuhan industri (baik kawasan maupun Zona industri), membawa dampak yang baik dalam eksport produk industri dan import bahan baku, untuk itu perlu segera dipersiapkan dan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan salah satu diantaranya yang paling prioritas adalah terminal petikemas. Dilihat dari letak lokasi kawasan dan zona industri yang ada, maka alternatif lokasi terminal peti kemas direncanakan berada di wilayah kecamatan, Klari.
d. Terminal Cargo
Kabupaten Karawang yang berada di tiga lintasan kota besar (Bandung, Jakarta, Jawa Tengah), segera dibutuhkan sarana dan prasarana yang nyaman, aman khususnya pada angkutan truk yang membawa barang menuju Jakarta dari arah timur (Jawa Tengah-Jawa Timur) dan arah selatan (Bandung) yang melewati wilayah Karawang. Karena lalulintas truk barang dari dan ke arah daerah tersebut di atas melewati wilayah Karawang jumlahnya relatif cukup banyak (+ 2000 truk perhari). Angkutan truk tersebut tidak semuanya dapat masuk setiap saat ke Jakarta harus menunggu waktu masuk ke Jakarta, banyak diantaranya yang beristirahat dipinggir jalan mulai dari wilayah kecamatan Jatisari sampai dengan kecamatan Karawang.
Keberadaan truk-truk tersebut selain merusak bahu jalan juga dapat mengganggu kelancaran lalulintas. Untuk mengatasi hal ini, perlu dibangun terminal cargo yaitu yang merupakan tempat pemberhentian truk yang didalamnya dilengkapi dengan sarana penunjang seperti rumah makan, bengkel, Mushola dan tempat istirahat. Alternatif lokasi yang memungkinkan untuk terminal cargo terletak di wilayah kecamatan Jatisari.
e. Terminal Terpadu
Program-program pembangunan sebagaimana tersebut di atas dapat dibangun sendiri-sendiri atau dapat pula dikelompokan dalam satu lokasi tertentu yang kita kenal dengan nama terminal terpadu. Terminal ini memungkinkan di bangun di wilayah Karawang, khususnya di wilayah kecamatan Cikampek, karena wilayah ini merupakan pintu gerbang ke Jakarta dari arah timur.
Lokasi yang memungkinkan untuk terminal terpadu berada di persilangan jalan tol Jakarta-Cikampek-Cirebon dan Jakarta-Cikampek Bandung. Terminal terpadu tersebut tingkat kepentingannya tidak hanya skala regional tetapi sudah masuk dalam agenda Nasional, sehingga pelaksaaannya perlu koordinasi dengan instansi terkait baik yang berada di Pusat maupun di daerah.
f. Pembangunan Pelabuhan Peti Kemas
Seiring dengan meningkatnya kewenangan daerah (Kabupaten), maka pembangunan suatu pelabuhan di daerah merupakan hal yang wajar. Kabupaten Karawang dengan pantai yang terpanjang (57 km), dibandingkan dengan Kabupaten yang lain yang ada dipesisir utara propinsi Jawa barat, memiliki potensi ke arah pengembangan suatu pelabuhan. Pantai yang panjang ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu unsur yang dapat membkan kontribusi yang berarti bagi pembangunan ekonomi secara makro di kabupaten Karawang.
Pantai yang ada selama ini kurang dimanfaatkan oleh berbagai kegiatan ekonomi. Perikanan tambak kurang berkembang, sejumlah TPI (Tempat Pelelangan Ikan) yang ada tidak ramai oleh penjualan ikan hasil tangkapan nelayan. Dengan adanya pelabuhan skala besar diharapkan dapat menggairahkan perkembangan perekonomian.
Pembangunan pelabuhan di wilayah Kabupaten karawang dapat menarik sejumlah transaksi perdagangan nasional atau Internasional yang selama ini terjadi di Jakarta (Tanjung Priok).
Keuntungan yang diperoleh diantaranya adalah pengurangan jarak distribusi. Jarak yang selama ini ditempuh barang dari dan ke daerah priangan (Bandung dan sekitarnya) dapat dikuirangi. Selain itu sasaran pelayanan dapat diarahkan bagi sejumlah industri yang ada di wilayah Purwakarta, Subang dan Karawang (PURWASUKA).
g. Pengelolaan Air Minum dalam Kemasan
Kabupaten karawang memiliki tiga sumber air yang cukup potensial dengan kualitas yang cukup baik untuk dikembangkan menjadi air minum kemasan. Ketiga sumber air dimaksud adalah :
a. Sumber air ciburial dengan kapasitas 10 liter/detik, yang baru dimanfaatkan oleh PDAM Kabupaten Karawang 4 liter/detik, untuk melayani konsumen sebanyak 1.163 SL dan 27 KU tersebar di 4 desa.
b. Sumber air Curug Cigentis dengan kapasitas 300 liter/detik, dimanfaatkan untuk air minum pedesaan + 40 liter/detik guna melayani 4 desa.
c. Sumber air di Cinapel Desa Cignungsari + 20 liter / detik, dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan pertanian. Dari potensi air tersebut, baru dimanfaatkan untuk air minum pedesaan dan PDAM Kabupaten Karawang kurang lebih sebanyak 50 liter/detik, sisanya 280 liter/detik belum dimanfaatkan, baik untuk kebutuhan air bersih maupun air kemasan lainnya.
h. Pertambangan Pasir
Sesuai dengan kewenangannya bahwa Kabupaten Karawang disamping memiliki potensi wisata bahari yang potensial, juga kaya akan potensi sumber daya laut diantaranya pasir laut sebagai bahan urugan dengan deposit kurang lebih 200 juta m3 tersebar diwilayah muara pantai Muara Bungin, Pakis Jaya, Tempuran dan Cilamaya.
i. Agrobisnis dan agro Industri
• Cold Storage
Kabupaten Karawang memiliki panjang pantai lebih kurang 57 km dan memiliki hutan mangrove + 8.736 ha serta tambak seluas + 8.000 ha, sehingga mamiliki potensi yang cukup baik untuk penangkapan ikan laut dan budidaya tambak.
Produksi ikan dan udang pada tahun 2000 tercatat sebanyak sebanyak + 10.519,9 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 47.486.354.410,00.
Untuk proses produksi ikan dan udang tersebut perlu ditunjang dengan sistem pembekuan (cold Storage). Lokasi pabrik ini sebaiknya dekat dengan sentra-sentra produksi ikan dan udang, yaitu kecamatan Pedes, Pakisjaya, dan Cilamaya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar